Senin, 11 Mei 2015

Makalah Tafsir Ayat-ayat Kemudahan Berdakwah



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.          Latar Belakang
Ada berbagai macam metode yang telah Rasulullah ajarkan kepada umatnya, salah satunya menggunakan metode yang menyejukan. Diantara metode yang mejekukan yang ditempuh oleh Rasulullah dalam berdakwah yaitu mempermudah tidak mempersulit serta meringankan tidak memberatkan. Begitu melimpah nash al-Quran maupun teks as-Sunah yang memberikan isyarat bahwa memudahkan itu lebih disukai Allah dari pada mempersulit.
Melalui surat al-Alaraf ayat 199-200, salah satu ayat yang akan kami jelaskan, bahwa ayat ini membicarakan tentang kepribadian Rasulullah. Digariskan cara beliau bermuamalah dengan sesamanya, sehingga beliau terhindar dari perasaan terhimpit oleh sikap orang-orang pada zaman dahulu terhadap diri Rasulullah dan dakwahnya. Maka dalam ayat ini Allah memberikan pedoman-pedoman untuk nabi dalam menjalankan dakwahnya dan cara menghadapi pengaruh setan.

1.2.          Rumusan Masalah
A.           Tafsir Q.S Al-Araf ayat 199-200
B.            Tafsir Q.S Al-Hajj ayat 78
C.            Tafsir Q.S Al-Baqarah ayat 109










BAB II
PEMBAHASAN

A.           Q.S Al-A’raf ayat 199-200
Q.S. Al-Araf ayat 199
Éè{ uqøÿyèø9$# óßDù&ur Å$óãèø9$$Î/ óÚ̍ôãr&ur Ç`tã šúüÎ=Îg»pgø:$# ÇÊÒÒÈ  
Artinya: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”

Pengertian secara Umum
Allah SWT. menegaskan bahwa Dia-lah yang akan menjamin keselamatan rasul dan membelanya, dan bahwa berhala-berhala dan para penyembahnya itu tidak akan bisa berbuat apa-apa untuk menganiaya beliau atau memberi bahaya kepada beliau, maka pada ayat ini Allah menerangkan cara yang sebaik-baiknya, jalan yang lurus dalam menghadapi dan berinteraksi dengan manusia. Pada ayat ini terkandung prinsip-prinsip akhlak yang utama yang merupakan landasan terletaknya suatu prinsip-prinsip akidah yang berlandaskan pada tauhid.

Penjelasan
Dalam tafsir Al-Maraghi, Allah SWT. memerintahkan nabi-Nya pada ayat ini untuk melaksanakan tiga perkara yang semuanya merupakan dasar-dasar umum syari’at, baik menyangkut soal tata kesopanan jiwa atau hokum-hukum amaliah, yaitu:
1.             Al-Afwu artinya mudah, tidak berliku-liku yang menyulitkan.
Maksudnya yaitu diantara perbuatan-perbuatan yang dilakukan orang, akhlak mereka dan apa pun yang datang dari mereka, ambilah yang menurutmu mudah, dan bersikap mudahlah, jangan mempersulit dan jangan menuntut mereka melakukan sesuatu yang memberatkan, sehingga mereka akan lari darimu. Suruhan ini adalah sama seperti yang dikatakan dalam sebuah hadis:
يَسِّرُ وْاوَلاَ تُعَسِّرُوْا
“Permudahlah dan jangan mempersulit.”
Kesimpulannya, bahwa di antara tata krama dan pinsip-prinsip agama ialah kemudahan, menghindari kesulitan dan yang memberatkan. Dan benarlah berita bahwa Nabi saw. apabila harus memilih antara dua perkara, maka yang belau pilih pasti yang lebih mudah.
2.        Al-Amru bil Ma’ruf
Al-ma’ruf itu artinya sesuatu yang diakui baik oleh hati. Hati senang kepadanya dan merasa tentram. Tidak diragukan, bahwa suruhan ini didasarkan pada pertimbangan kebiasaan yang baik pada umat, dan hal-hal yang menurut kesepakatan mereka berguna bagi kemaslahatan mereka.
Kata al-ma’ruf sering disebutkan dalm surat-surat Madaniyah, menyangkut soal hukum-hukum syari’at amaliah, seperti kriteria tentang umat dan pemerintahan Islam, sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran:
tûïÏ%©!$# bÎ) öNßg»¨Y©3¨B Îû ÇÚöF{$# (#qãB$s%r& no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4qŸ2¨9$# (#rãtBr&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ (#öqygtRur Ç`tã ̍s3ZßJø9$# 3 ¬!ur èpt6É)»tã ÍqãBW{$#              
“yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’uf dan mencegah dari perbuatan munkar.” (Q.S Al-Hajj:41)
Sebagian ulama terkemuka berpendapat, Ma’ruf adalah apa yang menurut akal baik untuk dilakukan dan tidak dipungkiri oleh semua akal sehat. Dan dalam hal ini bagi seorang mukmin cukup dengan memelihara nas-nas yang tetap, karena tak mungkin seorang mukmin mengingkari apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya.
3.        Al-I’rad ‘anil Jahilin (berpaling dari orang-orang bodoh)
 Yaitu dengan cara tidak mempergauli mereka dan jangan berbantah-bantahan dengan mereka. Menurut sebuah riwayat dari Ja’far As-Sadiq r.a. bahwa dia berkata, “Dalam Al-Quran tidak ada satu ayat yang lebih mencakup akan Makarimal Akhlak selain ayat ini.”
Mengenai firman Allah pada ayat di atas. Dari Qatadah, ia berkata: “Ini adalah akhlak yang diperintahkan dan ditunjukan oleh Allah kepada Nabi SAW.

Q.s. Al-Araf ayat 200
$¨BÎ)ur š¨Zxîu\tƒ z`ÏB Ç`»sÜø¤±9$# Øø÷tR õÏètGó$$sù «!$$Î/ 4 ¼çm¯RÎ) ììÏJy íOŠÎ=tæ  
“Dan jika kamu ditimpa godaan syetan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesunguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Pengertian secara umum
Setelah pada ayat lalu Allah SWT. menerangkan tentang cara yang terbaik dalam bergaul sesama manusia, yang kalau mereka mau melaksanakan petunjuk yang Dia ajarkan itu, maka tidak ada jalan bagi kerusakan untuk menebus hati mereka. Maka seterusnya Allah memberi nasehat yang terkandung pada ayat di atas, yaitu supaya berhati-hati terhadap godaan setan, yakni setan dari bangsa jin yang tidak kelihatan. Jadi, kalau ayat sebelumnya menyuruh supaya berpaling dari orang-orang bdoh, agar terhindar dari kejahatan mereka, maka ayat ini menyuruh supaya berlindung kepada Allah dari godaan setan agar terhindar dari kejahatannya pula.

Tafsir
Dan jika setan membangkitkan nafsu yang ada padamu untuk melakukan kejahatan dan kerusakan baik karena amarah atau syahwat, sehingga dia membuat kamu terpengaruh lalu bergerak untuk melakukannya. Bila setan berlaku demikian, maka berlindunglah kepada Allah dan hadapkanlah hatimu kepada-Nya. Dan nyatakanlah permohonan perlindungan dengan lidahmu. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.” Karena Allah maha Mendengar apa yang kamu ucapkan, dan Maha Mengetahui apa yang dibisikan oleh nafsumu dan yang terdetik dalam dadamu. Allah-lah yang akan memusnahkan darimu pengaruh godaan setan yang telah menghiasi kejahatan. Pengalaman menunjukan bahwa berlindung kepada Allah dan menyebut-Nya dalam hati atau lidah dapat menghilangkan dari dalam hati was-was dari setan.

B.            Q.S Al-Hajj ayat 78
(#rßÎg»y_ur Îû «!$# ¨,ym ¾ÍnÏŠ$ygÅ_ 4 uqèd öNä38u;tFô_$# $tBur Ÿ@yèy_ ö/ä3øn=tæ Îû ÈûïÏd9$# ô`ÏB 8ltym 4 s'©#ÏiB öNä3Î/r& zOŠÏdºtö/Î) 4 uqèd ãNä39£Jy tûüÏJÎ=ó¡ßJø9$# `ÏB ã@ö6s% Îûur #x»yd tbqä3uÏ9 ãAqߧ9$# #´Îgx© ö/ä3øn=tæ (#qçRqä3s?ur uä!#ypkà­ n?tã Ĩ$¨Z9$# 4 (#qßJŠÏ%r'sù no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨9$# (#qßJÅÁtGôã$#ur «!$$Î/ uqèd óOä39s9öqtB ( zN÷èÏYsù 4n<öqyJø9$# zO÷èÏRur 玍ÅÁ¨Z9$#  
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan berpegangglah kamu pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu, maka Dia-lah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.”

Penjelasan
(Dan berjihadlah kalian pada jalan Allah) demi menegakkan agama-Nya (dengan jihad yang sebenar-benarnya) dengan mengerahkan segala kemampuan kalian di dalamnya. Lafal Haqqa dinashabkan disebabkan menjadi Mashdar. (Dia telah memilih kalian) untuk membela agama-Nya (dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan) artinya hal-hal yang membuat kalian sulit untuk melakukannya, untuk itu Dia memberikan kemudahan kepada kalian dalam keadaan darurat, antara lain boleh mengkasar salat, bertayamum, memakan bangkai, dan berbuka puasa bagi orang yang sedang sakit dan bagi yang sedang melakukan perjalanan (sebagaimana agama orang tua kalian) kedudukan lafal Millata dinashabkan dengan cara mencabut huruf Jarrnya, yaitu huruf Kaf (Ibrahim) lafal ini menjadi athaf Bayan.
 (Dia) yakni Allah (telah menamai kalian orang-orang Muslim dari dahulu) sebelum diturunkannya Alquran (dan begitu pula dalam Kitab ini) yakni Alquran (supaya Rasul itu menjadi saksi atas diri kalian) kelak di hari kiamat, bahwasanya dia telah menyampaikan kepada kalian (dan kalian) semuanya (menjadi saksi atas segenap manusia) bahwasanya Rasul-rasul mereka telah menyampaikan risalah-Nya kepada mereka (maka dirikanlah salat) maksudnya laksanakanlah salat secara terus-menerus (tunaikanlah zakat dan berpeganglah kalian kepada Allah) percayalah kalian kepada-Nya (Dia adalah pelindung kalian) yang menolong kalian dan yang mengurus perkara-perkara kalian (maka sebaik-baik pelindung) adalah Dia (dan sebaik-baik penolong) kalian adalah Dia.
Menurut tafsir AL-Maragi, jihad terbagi tiga macam, yaitu;
1.           Jihad melawan musuh yang nampak seperti orang-orang kafir
2.           Jihad melawan setan
3.           Jihad melawan hawa nafsu,

Tafsir
(#rßÎg»y_ur Îû «!$# ¨,ym ¾ÍnÏŠ$ygÅ_
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya, yaitu dengan tulus ikhlas demi mendapatkan keridhaan-Nya tanpa merasa takut kepada celaan orang yang mencela dalam melakukannya.
4 uqèd öNä38u;tFô_$#
Dia telah memilih kamu yaitu, wahai umat ini! Allah telah memisahkan dan memilih kalian atas seluruh umat serta mengutamakan, memuliakan dan mengistimewakan kalian dengan Rasul-Nya yang termulia dan syariat-Nya yang amat sempurna.
$tBur Ÿ@yèy_ ö/ä3øn=tæ Îû ÈûïÏd9$# ô`ÏB 8ltym
“Dia tidak menjadikan untukmu dalam agama suatu kesempitan.”
Yaitu, Dia tidak membebani kalian dengan sesuatu yang kalian tidak mampu. Akan tetapi, Dia memberikan kelapangan dan menjadikan jalan keluar bagi kalian dari setiap dosa, maka Dia memberikan keringanan dalam beberapa kesempitan. Salat yang merupakan pokok utama agama setelah dua kalimah syahadat wajib dikerjakan empat rakaat dalam keadaan bermukmin, tetapi dalam keadaan bepergian (safar) boleh di pendek (qasr) menjadi dua rakaat, orang yang sakit boleh mengerjakan sambil duduk, dan jika tidak bisa sambil duduk boleh sambil berbaring. Untuk itu Nabi SAW. bersabda: yang artinya, “Aku diutus dengan agama yang lurus dan mudah.” (H.R. Ahmad dalam al-Musnad)
s'©#ÏiB öNä3Î/r& zOŠÏdºtö/Î)
 Agama kalian adalah agama dari bapak kalian Ibrahim, yang lurus, tidak menyimpang dan tidak pula syirik.
4 uqèd ãNä39£Jy tûüÏJÎ=ó¡ßJø9$# `ÏB ã@ö6s% Îûur #x»yd
Sesungguhnya Allah telah menamakan kalian, wahai sekalian orang yang beriman kepada Muhammad saw. orang-orang muslim dalam kitab-kitab terdahulu dan dalam kitab Al-Quran ini.
tbqä3uÏ9 ãAqߧ9$# #´Îgx© ö/ä3øn=tæ (#qçRqä3s?ur uä!#ypkà­ n?tã Ĩ$¨Z9$# 4
“supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia.”
Jadi, Allah menjadikan manusia sebagai umat pertengahan, adil, terpilih dan menjadi saksi bagi seluruh umat dengan keadilan agar pada hari Kiamat, kalian menjadi saksi bagi seluruh manusia. Karena pada waktu itu, seluruh umat mengakui kepemimpinan dan keutamaan mereka dibandingkan dengan umat yang lain. Untuk itu, persaksikan mereka diterima pada hari Kiamat, yaitu tentang kenyataan bahwa para Rasul telah menyampaikan risalah mereka. Rasul (Muhammad) pun menjadi saksi atas ummat ini bahwa dia telah menyampaikan kepada mereka. Masalah ini telah di bahas pada ayat sebelumnya
y7Ï9ºxx.ur öNä3»oYù=yèy_ Zp¨Bé& $VÜyur (#qçRqà6tGÏj9 uä!#ypkà­ n?tã Ĩ$¨Y9$# tbqä3tƒur ãAqߧ9$# öNä3øn=tæ #YÎgx© 3
“Dan demikian pula Kami telah menjadikanmu umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas dirimu,” (Q.S Al-Baqarah: 143)
            Firman-Nya:
4 (#qßJŠÏ%r'sù no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨9$#
“Maka dirikanlah salat dan tunaikanah zakat.”
Yaitu, terimalah oleh kalian nikmat yang besar ini dengan mensyukurinya secara benar, maka tunaikanlah hak Allah oleh kalian dengan melaksanakan apa saja yang difardukan, mentaati apa saja yang diwajibkan dan meninggalkan yang diharamkan. Diantara hal tersebut yang paling penting adalah mendirikan salat dan menunaikan zakat, yaitu berbuat baik kepada sesame makhluk Allah dengan sesuatu yang diwajibkan kepada orang kaya untuk mengeluarkan sebagian hartanya.
Dan firman-Nya:
(#qßJÅÁtGôã$#ur «!$$Î/
“Dan berpeganglah kamu kepada tali Allah”
Yaitu, berpegang teguhlah kepada Allah, minta tolonglah, bertawakkal dan mintalah dukungan kepada-Nya.
uqèd óOä39s9öqtB
“Dia adalah pelindungmu”, yaitu pemelihara, penolong dan pemberi kemenangan bagi kalian dari musuh-musuh kalian.
zN÷èÏYsù 4n<öqyJø9$# zO÷èÏRur 玍ÅÁ¨Z9$#  
”maka Dia-lah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.” Yaitu sebaik pelindung dan sebaik penolong dari musuh-musuh kalian.

C.           Q.S Al-Baqarah ayat 109
¨Šur ׎ÏVŸ2 ïÆÏiB È@÷dr& É=»tGÅ3ø9$# öqs9 Nä3tRrŠãtƒ .`ÏiB Ï÷èt/ öNä3ÏZ»yJƒÎ) #·$¤ÿä. #Y|¡ym ô`ÏiB ÏYÏã OÎgÅ¡àÿRr& .`ÏiB Ï÷èt/ $tB tû¨üt6s? ãNßgs9 ,ysø9$# ( (#qàÿôã$$sù (#qßsxÿô¹$#ur 4Ó®Lym uÎAù'tƒ ª!$# ÿ¾Ín͐öDr'Î/ 3 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« ֍ƒÏs%
Artinya: “Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena dengki yang (timbul)dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah mahakuasa atas segala sesuatu.”

Maksud Ayat
Allah swt. memperingatkan hamba-Nya yang mukmin agar waspada terhadap tingkah laku orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab. Dia memberitahukan kepada mereka akan permusuhan orang-orang Ahli Kitab terhadap diri mereka, baik secara lahir maupun secara batin. Juga diberitahukan oleh Allah bahwa di dalam hati mereka (Ahli Kitab) memendam bara kedengkian terhadap kaum mukmin, padahal mereka mengetahui keutamaan kaum mukmin atas diri mereka dan keutamaan Nabi kaum mukmin atas nabi-nabi mereka. Allah swt memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman agar bersikap lapang dada dan pemaaf atau bersabar, hingga datang perintah Allah yang membawa pertolongan dan kemenangan.

Tafsir
Pada dasarnya kaum Yahudi sangat mengharap umat Islam agar mengikuti atau kembali menjadi kafir. Hal ini karena kaum Yahudi merasa iri terhadap kaum muslimin. Mereka tidak cukup mengingkari dan menjerumuskan Nabi SAW. dengan cara merusak janji yang telah diikrarkan antara nabi dengan mereka, lebih dari itu mereka merasa iri terhadap umat Islam yang telah menerima nikmat Islam. Kaum Ahli Kitab mempunyai banyak cara untuk menanaman sikap ragu-ragu kaum muslimin terhadap agama Islam. Karenanya, mereka telah menentukan sebagian mereka agar berpura-pura sebagai kaum beriman. Sehingga mereka dapat menyelidiki dan mengetahui kelemahan umat Islam.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishaq, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan: “Huyay Bin Akhthab dan Abu Yasir bin Akhthab merupakan orang Yahudi yang paling dengki terhadap masyarakat Arab, karena Allah telah mengistimewakan mereka dengan mengutus Rasul-Nya, Muhammad saw. Selain itu, keduanya juga paling gigih menghalangi manusia memeluk Islam.”
Berkaitan dengan kedua orang tersebut Allah menurunkan ayat ini
¨Šur ׎ÏVŸ2 ïÆÏiB È@÷dr& É=»tGÅ3ø9$# öqs9 Nä3tRrŠãtƒ .`ÏiB Ï÷èt/ öNä3ÏZ»yJƒÎ) #·$¤ÿä. #Y|¡ym ô`ÏiB ÏYÏã OÎgÅ¡àÿRr&
“Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena dengki yang (timbul)dari diri mereka sendiri.”
Lalu mereka mengingingkarinya karena iri dan dengki, karena Nabi Muhammad bukan dari kalangan mereka (Yahudi). Jadi, nasehat-nasehat yang mereka kemukakan kepada kaum muslimin bersumber dari sikap iri hati. Jiwa mereka kotor dan bengkok, hanya suka terhadap kebatilan. Di dalam jiwa mereka sama sekali tidak ada semangat terhadap kebenaran
            Sedangkan mengenai firmannya:  
.`ÏiB Ï÷èt/ $tB tû¨üt6s? ãNßgs9 ,ysø9$#
“setelah nyata bagi mereka kebenaran.”
Abu Aliyah mengatakan: “Yaitu setelah mereka melihat jelas bahwa Nabi Muhammad saw, tertulis dalam kitab Taurat dan Injil. Artinya setelah permasalahannya jelas, disamping di perkuat dengan bukti-bukti nyata bahwa Nabi Muhammad saw. adalah benar, dan apa yang mereka hafal dari kitab mereka tentang berita gembira, mempunyai ciri-ciri yang sama dengan Nabi Muhammad saw. yang datang di akhir zaman sebagai nabi terakhir.
Allah berfirman, bahwa setelah kebenaran yang terang benderang dihadapan mereka tidak ada sedikit pun yang tidak mengetahuinya, tetapi kedengkian menyeret mereka kepada pengingkaran. Maka Allah pun benar-benar mencela, menghina, dan mencaci mereka, serta menyegerakan bagi Rasulullah saw dan juga orang-orang yang beriman yang telah membenarkan, mengimani, dan mengakui apa yang diturunkan oleh Allah kepada mereka dan yang diturunkan kepada orang-orang sebelum mereka, kemuliaan, pahala yang besar, dan pertolongannya.

            Mengenai firman-Nya:
(#qàÿôã$$sù (#qßsxÿô¹$#ur 4Ó®Lym uÎAù'tƒ ª!$# ÿ¾Ín͐öDr'Î/

“Maka maafkanlah dan biarkanlah sampai Allah mendatangkan perintah-Nya.”
Artinya, perlakukanlah mereka dengan keluhuran akhlak yang ada pada kalian. Bersabarlah di dalam menghadapi orang-orang jahat, dan banyaklah berbuat memaafkan. Janganlah kalian mencaci atau mengecam. Sebab Allah pasti akan memenangkan kalian dengan dukunan dan pertolongan Allah SWT.
Perintah Allah terhadap kaum muslimin agar memberikan maaf dan berlapang dada menunjukan bahwa sekalipun kaum muslimin itu minoritas, tetapi mempunyai pengaruh dan kekuatan terhadap kelompok Yahudi. Sebab memberi maaf menunjukan suatu pengertian bahwa pemberi maaf (dalam hal ini kaum muslimin) dalam posisi berkuasa dan mempunyai kekuatan.
Jadi, seakan-akan Allah berfirman kepada kaum muslimin, “Janganlah kalian dikalahkan oleh banyaknya pengikut ahli kitab.” Mereka itu berjalan di jalan yang salah. Sedangkan kalian meskipun sedikit, tetapi jauh lebih kuat dibanding mereka. Sebab, kalian berada di jalan kebenaran. Orang-orang yang membela kebenaran akan mendapatkan pertolongan dari Allah swt pasti akan mencapai kejayaan karena keteguhan pendirian.”
Kemudian Allah menguatkan janji-Nya yang telah disebut.
3 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« ֍ƒÏs%
“Sesungguhnya Allah mahakuasa atas segala sesuatu.”      
Maksudnya, Allah mampu memberikan kekuatan kepada kalian, sehingga kekuatan-kekuatan kalian sangat kecil dimata Allah. Allah akan menetapkan langkah-langkah kalian yang benar, sehingga kalian mampu mengalahkan oran-orang yang menentang dan memusuhi serta merasa bangga dengan jumlah mereka yang banyak. Contoh, ingat kisah yang terjadi ketika Nabi Muhammad saw. sembunyi di gua. Kekuasaan siapa yang menghambat mata mereka, sehingga mereka tidak melihat Rasul dan Abu Bakar yang tengah bersembunyi, sedangkan Rasul dan Abu Bakar melihat kaki-kaki mereka hingga lutut. Oleh sebab itu yang paling penting adalah memperteguh hati. Sebab benteng keislaman dan keimanan itu wajib diperteguh.


















BAB III
PENUTUPAN
A.      Kesimpulan
Melihat penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode berdakwah salah satunya dengan menggunakan cara yang menyejukan yaitu dengan kemudahan.
Q.S Al-Araf ayat 199-200, Nabi Muhammad saw. sebagai seorang dai diperintahkan untuk menjadi seorang pemaaf, selalu mengajak kepada kebaikan dan tidak bergaul dengan orang-orang yang jahil (dungu) serta waspada terhadap godaan setan yang selalu mengintai.
Q.S Al-Hajj ayat 78, yaitu perintah berjihad di jalan Allah SWT. dengan sunguh-sungguh dan dalam jihad itu terbuka kesempatan luas untuk berkreasi dan menciptakan berbagai macam metode, yaitu bisa melalui kegiatan ilmiah, ekonomi dan sebagainya.
Q.S Al-Baqarah ayat 109, yaitu sebagian besar orang Yahudi dan Nasrani berusaha ingin mengembalikan keimanan umat Islam kepada kekafiran. Maka Rasulullah saw. diperintahkan untuk memaafkan dan berlapang dada serta meninggalkan mereka dengan tidak membalas kejahatan dan kesalahan mereka. Sedangkan urusan mereka bergantung kepada keputusan Allah SWT.












DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad. 2009. Tafsir Ibnu katsir. Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i.
Hamka. 1982. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjima.
Musthafa, Ahmad. 1992. Tafsir Al-Maragi. Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah: (Pesan, Kesan, dan Keserasian          Al-Quran). Jakarta: Lentera hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar