Rabu, 17 Mei 2017

FILSAFAT BK: Teori Gestalt



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Teori Gestalt diperkenalkan oleh Frederick (Fritz) Salomon Perls (1983-1970). Gestalt dalam bahasa Jerman mempunyai arti bentuk, wujud atau organisasi. Kata itu mengandung pengertian kebulatan atau keparipurnaan (schultz, 1991:171). Simkin dalam (Gilliland, 1989: 92) menyatakan bahwa kata Gestalt mempunyai makna keseluruhan (whole) atau konfigurasi (configuration). Dengan demikian, Perls lebih mengutamakan adanya integrasi bagian- bagian terkecil kepada suatu hal yang menyeluruh. Integrasi ini merupakan hal penting dan menjadi fungsi dasar bagi manusia (Zainal, 2002: 89).
Dalam pendekatan Gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai (unfinished business), yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, dan rasa diabaikan.Meskipun tidak bisa diungkapkan, perasaan-perasaan itu diasosiasikan dengan ingatan-ingatan dan fantasi-fantasi tertentu. Karena tidak terungkapkan di dalam kesadaran, perasaan-perasaan itu tetap tinggal pada latar belakang dan di bawa pada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubungan yang efektif dengan dirinya sendiri dan orang lain (James Bernan, 2006: 287).
Teori Gestalt adalah terapi humanistik eksistensial yang berlandaskan premis, bahwa individu harus menemukan caranya sendiri dalam hidup dan menerima tanggung jawab pribadi jika individu ingin mencapai kedewasaan. Sebagai seorang calon konselor atau guru BK, maka sangat penting bagi kita untuk memahami teori Gestalt sebagai acuan dalam membantu klien/siswa, karena teori ini mengajarkan pada klien bagaimana mencapai kesadaran tentang apa yang mereka rasakan dan lakukan serta belajar bertanggung jawab atas perasaan, pikiran dan tindakan sendiri (Surya, 1988: 55).

PSIKOTERAPI ISLAM: Menangani kasus dengan metode Terapi Shalat dan RET (Rational Emotive Therapy)



LAPORAN HASIL KONSELING PSIKOTERAPI ISLAM
Dianjukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Psikoterapi Islam
Dosen Pengampu: Drs. Dadang Ahmad Fajar, M.Ag.


Disusun oleh:
Marlina            1144010101

BKI-V C

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016


A.      REKAM JEJAK KASUS

B.       TEORI
Melihat ke belakang budaya minum-minuman keras memang sudah ada sejak dulu, di berbagai daerah. Setiap kebudayaan di Indonesia pun memiliki kebiasaan meminum miras. Individu yang mempunyai kebiasaan meminum minuman keras juga tidak sulit untuk kita temukan di sekitar lingkungan kita. Padahal perilaku seseorang merupakan bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organism (orang). Namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Dalam pandangan Rational Emotive Therapy, menekankan bahwa manusia mempunyai pola pikir, emosi, dan bertindak secara stimultan.

1.        Konsep Kepribadian Dalam Rational Emotive Therapy
Rational emotive therapy merupakan aliran psikoterapi yang berasumsi bahwa manusia difitrahkan memilki potensi, dan potensi itu untuk berpikir rasional, maupun untuk berpikir irrasional. Manusia juga mempunyai keinginan untuk mengembangkan dan melindungi dirinya sendiri. Selain itu manusia juga menginginkan kebahagiaan dan bergaul dengan orang-orang disekitarnya, dengan cara mengaktualkan diri (Kamalasari. 2011: 201-202). Namun manusia juga memiliki kecenderungan untuk menghancurkan dirinya sendiri, menghindari kenyataan, dan mencela dirinya sendiri karena telah menyesali perbuatannya. Terkadang manusia juga memasrahkan diri kepada Tuhan, dan manusia, karena sudah merasa lelah dengan apa yang telah dia alami (Latipun. 2005: 106).

Senin, 18 Mei 2015

Makalah Tasawuf. Pengaruh Shalat terhadap kesehatan Jasmani dan Rohani



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Shalat adalah ibadah yang dapat membawa manusia sangat dekat kepada Allah. Di Dalam shalat terjadi dialog antara manusia dan Allah. Dialog itu berlaku antara dua pihak yang saling berhadapan. Selain itu, shalat adalah ibadah yang dapat mencegah perbuatan keji dan munkar”. (Q.S Al-Ankabut: 45). Selanjutnya, dalam sebuah hadis dijelaskan: “Barang siapa yang shalatnya tidak dapat mencegah perbuatan buruk dan munkar, maka orang itu tidaklah bertambah dekat dengan Allah melainkan hanya bertambah jauh.” (H.R Al-Thabarani).
Strategi mencapai sukses yang telah terbukti keberhasilannya oleh para pendahulu yang telah mengukir tinta emas dalam hidupnya sehingga sampai sekarang begitu banyak cahaya yang masih menerangi kehidupan.  Al-Quran telah memberikan banyak isyarat dan petunjuk. Bahkan, kata shalat dengan berbagai macam penyebutannya dan berbagai macam isyarat mengenai fungsinya bagi para pelakunya, disebutkan sebanyak 234 kali. Kemudian saking pentingnya shalat bagi kaum muslim, perintah untuk mengerjakan shalat disebut dalam al-Quran sebanyak 67 kali.

Senin, 11 Mei 2015

Makalah Tasawuf Falsafi, Tokoh-tokoh dan ajaran-ajarannya



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Istilah tasawuf adalah suatu makna yang mengandung arti tentang segala sesuatu untuk berupaya membersihkan jiwa serta mendekatkan diri kepada Allah  dengan mahabbah yang sedekat-dekatnya. Tasawuf mempunyai banyak arti dan istilah yang kesemuanya itu merupakan ajaran tentang kesehajaan, kezuhudan, keserdehanaan, jauh dari kemegahan dan selalu merendahkan diri di hadapan Allah SWT. Intinya segala perilaku dan perbuatannya semata-mata hanya untuk Allah SWT.

1.2.       Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian Tasawuf Falsafi?
2.         Bagaimana perkembangan Tasawuf Falsafi?
3.         Apa saja karakteristik Tasawuf Falsafi?
4.         Siapakah tokoh-tokoh dalam Tasawuf Falsafi dan bagaimana ajarannya?

1.3.       Tujuan Masalah
1.         Untuk mengetahui pengertian Tasawuf Falsafi
2.         Untuk mengetahui perkembangan Tasawuf Falsafi
3.         Untuk mengetahui apa saja perkembangan Tasawuf Falsafi
4.         Untuk mengetahui siapakah tokoh-tokoh dalam tasawuf Falsafi dan bagaimana ajarannya.

Makalah Tafsir Ayat-ayat Kemudahan Berdakwah



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.          Latar Belakang
Ada berbagai macam metode yang telah Rasulullah ajarkan kepada umatnya, salah satunya menggunakan metode yang menyejukan. Diantara metode yang mejekukan yang ditempuh oleh Rasulullah dalam berdakwah yaitu mempermudah tidak mempersulit serta meringankan tidak memberatkan. Begitu melimpah nash al-Quran maupun teks as-Sunah yang memberikan isyarat bahwa memudahkan itu lebih disukai Allah dari pada mempersulit.
Melalui surat al-Alaraf ayat 199-200, salah satu ayat yang akan kami jelaskan, bahwa ayat ini membicarakan tentang kepribadian Rasulullah. Digariskan cara beliau bermuamalah dengan sesamanya, sehingga beliau terhindar dari perasaan terhimpit oleh sikap orang-orang pada zaman dahulu terhadap diri Rasulullah dan dakwahnya. Maka dalam ayat ini Allah memberikan pedoman-pedoman untuk nabi dalam menjalankan dakwahnya dan cara menghadapi pengaruh setan.

1.2.          Rumusan Masalah
A.           Tafsir Q.S Al-Araf ayat 199-200
B.            Tafsir Q.S Al-Hajj ayat 78
C.            Tafsir Q.S Al-Baqarah ayat 109